Oleh Muhammad Rosidin.
“Ha…ha…ha…akulah sang raja yang paling hebat, akulah sang
penguasa…tak seorang
pun yang dapat menandingiku.”
Kata sang Raja dengan tawa sombongnya.
Suatu
ketika, datanglah seorang pengemis tua menghadap sang raja,
“Tuan,
sedekahnya tuan, sudah 3 hari saya tidak makan tuan,” rintih pengemis tua
tersebut.
Dengan kata-kata kasarnya sang Raja menjawab,
“ Dasar pengemis tua, sudah kurus, kotor,
dekil, bau lagi, bisanya cuma minta-minta,kerja dong!!!, sudah pergi sana, disini
bukan tempatnya mengemis atau menerima sumbangan, sudah…sudah…pergi
sana…huusst!!!
Tapi pengemis tua tersebut masih
merintih-rintih
“ Tuan,
setidaknya tuan kasih segelas air minum untuk menahan rasa lapar, Tuan”,
“ Kamu tuli yah!!! Sudah kubilang disini bukan
tempatnya mengemis ataupun menerima sumbangan, sudah pergi sana!!!, bentak sang
raja
“ Ingatlah, Tuan, harta kekayaan,jabatan
bukanlah segalanya, ingatlah bahwa semua itu hanyalah titipan dari Allah Swt,
Tuan boleh menjadi seorang raja, tapi bukan berarti Tuan bisa berlaku sewenang-wenang
kepada kami rakyat jelata,Tuan sebagai seorang raja seharusnya bisa jadi
contoh, bisa jadi panutan rakyat, ingatlah Tuan bahwa semua itu akan dihisab
kelak di akhirat.”
Dengan amarahnya
yang menggelegar sang raja menggentak si
pengemis tua,
“ Heeeyyy…!!! Kamu mau menceramahi aku yah, hah! Harusnya kamu
sadar diri
dong, kamu itu siapa, kamu itu hanya seorang
pengemis tua
yang bisanya cuma minta-minta, kamu mau ceramahin aku yang seorang raja besar
di kawasan ini, tidak sepatutnya kamu berceramah di depan saya. Kamu patutnya bersama mereka
yang diluar yaitu kaum jelata, dasar pengemis tua, sudah, sudah, sudah pergi sana
jangan pernah injakan kakimu lagi kesini, huuusst!!!
“ Tuan, hilangkanlah sifat sombong tuan,
karena sifat sombong itu dapat makan diri sendiri, dapat menghancurkan diri
tuan sendiri, Allah paling benci dengan orang yang sombong, bahkan Allah juga
bisa menjadikan kekayaan tuan sebagai kehancuran hidup tuan sendiri.”
Petir pun menyambar seakan-akan menyetujui perkataan si pengemis tua.
“ Heeeyy, kamu mau mengutukku hah, tidak akan mempan bagiku…hahaha!!! Saut sang raja dengan nada sombong. Si pengemis tua itu pun pergi meninggalkan
istana.
“ Hahaha…pengemis kok mau melawan raja, pakai ceramah lagi.”
“Kasihan pengemis tua itu,
ini tidak bisa dibiarkan”, kata seorang pemuda dalam hatinya. Si pemuda itu pun menyusul pengemis tua,
“Kakek lapar yah kek”, tanya si pemuda kepada pengemis
tua, kemudian si pemuda menyuguhkan makan dan minum kepada si pengemis tua itu,
“Ini kek, ada sedikit makanan dan minuman,
sekiranya bisa menghilangkan rasa lapar kakek, ini kek silahkan dimakan”
“Terimakasih nak, kakek memang sedang lapar,
sudah 3 hari tidak makan”, kata si pengemis tua kepada si pemuda
“Iya kek, sama-sama kek”, jawab si pemuda
“Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus datangi
istana itu, tidak sepatutnya seorang raja berlaku seperti itu pada rakyatnya,
aku harus menegurnya!!!, gumam si pemuda dalam hatinya. Kemudian si pemuda
mendatangi istana raja,
“Stop!!! Mau apa kamu datang kesini”, kata
salah satu pengawal
“Aku kesini mau bertemu dengan raja” jawab si
pemuda
“Ada perlu apa kamu sama Tuanku”, kata si
pengawal
“Katakan saja pada Tuanmu, aku ingin bertemu,
ada sesuatu yang perlu aku sampaikan pada Tuanmu itu”, kata si pemuda
“Baik, tunggu disini” kata si pengawal,
kemudian si pengawal pun pergi menghadap sang raja,
“Lapor Tuanku, ada seorang pemuda yang ingin
bertemu dengan Tuanku di depan istana”, lapor si pengawal pada sang raja
“Siapa lagi ini!!!, gumam raja dalam hati
“Suruh dia masuk”, perintah raja pada
pengawalnya,
“Baik Tuanku”, sahut si pengawal
Pengawal pun pergi memanggil si pemuda
“Kamu disuruh masuk”,kata pengawal
“Baik, terimakasih”, sahut si pemuda
Pemuda itu pun masuk menemui raja
“Ada apa kamu datang kemari...haaah!!! sentak
raja
“Aku hanya mau menyampaikan bahwa tidak
sepatutnya seorang raja itu berbuat sewenang-wenang terhadap rakyatnya, seorang
raja itu harus bisa menjadi panutan masyarakat”
“heeeyyy...kamu mau menceramahiku, haaah!!!
Sentak raja
“Maaf, bukan maksudku untuk menceramaih raja,
tapi hanya mengingatkan saja, jadilah raja yang bijak dan adil pada rakyatnya”
“Sudahlah, jangan kebanyakan ceramah, aku muak
dengar ceramah dari orang susah sepertimu, mending sekarang kamu pergi dari
istanaku yang megah ini, aku nggak mau istanaku jadi kotor gara-gara orang
sepertimu” kata raja dengan nada marah.
“Baik, aku akan pergi, tapi perlu raja ingat
semua ini hanya titipan, dan kelak akan diminta pertanggungjawaban, dan satu
lagi kesombonganmu itu kelak akan menghancurkan hidupmu” kata si pemuda sambil meninggalkan istana.
Keesokan harinya, angin bertiup kencang, langit terlihat suram, petir menyambar disertai hujan yang lebat tiada henti dari pagi sampai sore, terdengar suara gemuruh dari dalam istana seperti badai yang akan menerjang istana. Raja pun akhirnya keluar istana untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata angin besar sedang berputar memakan segala sesuatu yang ada di depannya, angin tersebut terus berputar menuju istana.
“ Hanya angin biasa, tidak mungkin bisa menghancurkan istanaku yang besar dan megah ini.” Gumam raja dalam hati dengan nada
tenangnya.
Tiba-tiba istana pun bergerak-gerak seakan-akan berpindah tempat.
“ Ada apa ini, kenapa semua bergetar, ada apa ini?. Tanya Raja dalam hati. Getaran semakin besar, barang-barang berjatuhan, sang raja semakin panik. Sang raja
memanggil-manggil para pengawalnya, tapi tak satu pun pengawal yang datang.
Sang raja semakin panic dan bingung,
“ Bagaimana ini, mau kemana ini di depan sedang ada badai besar? Sang
raja semakin panic dan bingung.
Akhirnya
istana yang besar dan megah tersebut hancur porak poranda diterjang badai besar,
dan sang raja pun tewas dalam istananya sendiri.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar